Bisa Cetak Berapa Eksemplar? - PUSTAKA PUITIKA -->

Bisa Cetak Berapa Eksemplar?

Di antara pertanyaan-pertanyaan yang kami terima terkait proses menerbitkan buku di penerbitan kami adalah soal berapa eksemplar yang bisa dicetak. Tentu saja kewajiban kami adalah menjawab pertanyaan tersebut demi menjaga komunikasi yang baik antara kami dengan para penulis. Rasa-rasanya memang kurang etis jika tiap ada pertanyaan lantas kami tulis di situs ini. Namun untuk memudahkan serta tambahan jawaban, kami rasa tak masalah jika ditulis di sini. Bisa jadi, penjelasan melalui telepon maupun pesan singkat (SMS, WA, Inboks FB, dls.) masih kurang memuaskan segala jawaban yang kami berikan.

Terkait berapa jumlah cetak, tentu saja kami menyesuaikan keinginan dari para penulis. Bisa cetak 1 eksemplar, 10 eksemplar, 20 eksemplar, atau sabanyak mungkin. Namun kami menyarankan agar tidak cetak sedikit, pasalnya dalam dunia cetak buku, semakin sedikit oplah cetak maka biaya yang dikeluarkan juga sangat mahal. Setidaknya kami anjurkan untuk cetak antara 100—500 eksemplar. Kalaupun harus cetak di bawah oplah tersebut, tetap bisa kami layani, hanya saja biaya cetaknya cukup mahal.

Sebagai gambaran, andai penulis ingin cetak 100 eksemplar (tebal buku setelah layout 128 halaman, ukuran 14 x 20 cm, kertas bookpaper, laminasi Doff) dengan biaya operasional Rp. 2.700.000,- maka biaya untuk per eksemplarnya adalah Rp.27.000,- (2.700.000,- : 100 = 27.000,-). Andai penulis cetak 500 eksemplar dengan biaya Rp. 7.700.000,- (ketebalan serta tampilan sama) biaya yang dikeluarkan untuk per eksemplar adalah Rp.15.400.-. Dan begitu segitu seterusnya. Jika melihat perbandingannya, tentu cetak dengan oplah 500 eksemplar jauh lebih murah daripada cetak 100 eksemplar.

Gambaran di atas tentu bisa jadi bahan pertimbangan bagi para penulis, apakah ingin cetak sedikit atau ingin cetak dengan oplah banyak. Semua tergantung pada pilihan masing-masing penulis.

“Kalau cetak banyak, saya khawatir tidak laku.” Ya, kadang kekhawatiran semacam ini pasti dirasakan oleh para penulis—entah yang pemula atau para senior. Apa yang dirasakan oleh para penulis ketika cetak dengan biaya sendiri memang sangat wajar terjadi. Hal ini dikarenakan memang sebagian penulis tak mau rugi setelah menerbitkan karya dengan biaya sendiri.

Lantas bagaimana solusinya biar tetap bisa berkarya dan laku dijual? Salah satu cara paling efektif untuk menjual buku adalah dengan mempromosikan lewat media sosial. Di era digital saat ini, cukup banyak penulis yang begitu gencar melakukan promosi di akun masing-masing. Bahkan penulis yang karyanya diterbitkan tanpa biaya saja tak segan apalagi malu mempromosikan karyanya lewat media sosial.

Faktanya, interaksi langsung dengan pembeli (pembaca) lewat media massa cukup ampuh untuk menjual buku atau produk-produk tertentu. Bisa jadi, kekhawatiran atas ‘buku tak laku’ tersebut akan terkikis jika ada yang memesan. Tapi, ada sebagian yang malu jika harus mempromosikan karyanya sendiri. Sangat dimaklumi, barangkali penulis merasa minder dengan kemampuannya dalam berkarya atau karena alasan lainnya. Jika sudah demikian, tentu tak bisa lagi dipaksa—tak bisa dipaksa berkarya apalagi menjual sendiri karyanya. Tiap penulis memiliki cara pandang berbeda-beda. Ada penulis yang memiliki tekad kuat berkarya tanpa berpikir apakah karyanya laku atau tidak, ada juga yang justru sebaliknya.

Berlangganan update artikel terbaru via email:



Iklan Atas Artikel


Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2



Iklan Bawah Artikel